Hari ini setahun yang lalu. Tengah hari yang terik, ditambah suasana setelah ujian yang cukup menambah panas. Aku melihatnya duduk di tempat makan itu. Teman kursusku yang ternyata juga teman SMPnya, menyapanya dan menghampirinya. Aku diajak, tapi nggak mau ikut, “siapa dia?” pikirku. Aku menuju meja kasir, karena mengenal penjaga kasirnya. Ngobrol. Dia memanggilku, aku menggeleng tanda tidak mau. Lama kelamaan, teman ngobrolku (penjaga kasir) sibuk melayani pembeli, aku menghampirinya, bukan karena apa-apa, karena aku bosan saja tidak ada teman bicara.
Namanya Fawwaz, sebagian orang memanggilnya Izul, teman SD yang tidak pernah ku kenal. Justru aku kenal ibunya, wali kelas saat aku kelas 2. Ada cerita unik saat kelas 2, yang membuat aku tidak pernah lupa dengan ibunya.
Kembali ke hari itu. Sikap cuek, bodo amat, nggak peduli pada laki-laki yang selalu menjadi bagian dari diriku, mencair di depannya. Satu jam yang terasa singkat. Di akhir pembicaraan, dia minta nomorku dan diberi nama “Nuzla Aimmatu SD”. Ada satu hal yang aku tidak suka darinya selama pembicaraan kami, dia ngomongnya pake Bahasa Jawa, dan aku nggak suka. Meskipun terkesan biasa saja, wajar lah sama temen ngomong pake Bahasa Jawa, tapi tetep aja, aku nggak suka.
Semua terasa cepat dan menyenangkan. Bertahun-tahun aku menunggu, ternyata dia yang datang tanpa ragu.
Terima kasih, Mas!