Selasa, 05 Juli 2016

Kisah Lebaran

Lebaran merupakan momen yang indah. Selalu ada cerita di setiap tahunnya, selalu ada harapan dalam setiap penantian kedatangannya, dan selalu ada kebahagiaan dan kesedihan dalam dinamikanya.

Sama seperti lebaranku tahun lalu, memiliki kisah indah karena masih diberi kesempatan untuk merasakan macetnya perjalanan mudik, bahagianya bertemu keluarga besar dan saudara-saudara.

Namun ada satu sisi yang tetap tidak bisa aku kesampingkan, bayangan tentang seseorang yang harus pergi untuk menuntut ilmu di luar kota, terus menggangguku. Tapi aku tahu bahwa hal itu pasti terjadi. Aku melepasnya dengan secercah harapan, bahwa lebaran tahun depan, kami bisa bertemu kembali.

Satu tahun telah berlalu, banyak yang berubah dengan hidupku. Dari anak SMA dan sekarang sudah menjadi mahasiswa, dari yang dulu hanya merasakan libur semester selama 3 minggu dan sekarang bisa merasakan libur semester selama 3 bulan dengan oleh-oleh tugas yang menumpuk, dari yang dulu pulang sekolah pada sore hari dan sekarang pulang dari kampus malam hari. Namun ada satu hal yang tidak pernah berubah: harapanku.

Manusia memang boleh berharap, namun tetap Allah yang menentukan. Mungkin belum saatnya untuk bertemu.


Satu tahun lagi tanpa kamu, apa aku bisa?

Senin, 04 Juli 2016

Selamat Lebaran 1437 H

Allahuakbar...
Allahuakbar...
Laailaahaillallahuwallahuakbar...
Allahuakbar wa lillahilhamd...

Insyaallah, tidak lebih dari 24 jam lagi, gema takbir ini akan menghiasi pendengaran kita, tanda bahwa hari kemenangan akan segera datang.
Baju lebaran, pulang kampung, makanan, sudah disiapkan jauh sebelum hari kemenangan ini datang. Banyak pengorbanan yang dilakukan, banyak kebahagiaan yang ditampilkan. Para perantau dengan semangat empat-lima berbondong-bondong untuk pulang ke kampung halaman, rasa rindu yang sudah tak terbendung, akan segera tersampaikan.
Ada yang berusaha pulang kampung, namun ada juga yang masih sibuk dengan urusan dunianya. Pulanglah, keluargamu merindukanmu dirumah. Mungkin bisa dengan telepon, namun percayalah itu bukan pengobat rindu, karena obat rindu hanyalah bertemu.
Para mahasiswa yang menuntut ilmu jauh dari rumah, sangat menantikan hari-hari ini. Dimana ia bisa melepas lelah dirumah, dimana ia bisa melepas rindu setelah berbulan-bulan tidak bertemu keluarga, dimana ia bisa makan dengan lahap tanpa harus memikirkan "besok aku makan apa ya?". Bukankah zona paling nyaman dari semua zona nyaman yang ada adalah keluarga?
Untuk ayah, bunda, dek Abi, dan dek Fia, aku bahagia menjadi bagian dari kalian. Terima kasih untuk kasih sayangnya selama ini.
And special thanks to Allah, i have them.
Selamat menyambut lebaran,
Taqabbalallahu minna wa minkum
Minal aidzin wal faizin